Rabu, 19 Oktober 2011

Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan

Mutu pelayanan kesehatan sebenarnya menunjuk pada penampilan (performance) dari pelayanan kesehatan yang dikenal dengan keluaran (output) yaitu hasil akhir kegiatan dari tindakan dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien, dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun sebaliknya.

Sedangkan baik atau tidaknya keluaran tersebut sangat dipengaruhi oleh proses (process), masukan (input) dan lingkungan (environment). Maka jelaslah bahwa baik atau tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur tersebut, dan untuk menjamin baiknya mutu pelayanan kesehatan ketiga unsur harus diupayakan sedemikian rupa agar sesuai dengan standar dan atau kebutuhan.


Unsur masukan

Unsur masukan (input) adalah tenaga, dana dan sarana fisik, perlengkapan serta peralatan. Secara umum disebutkan bahwa apabila tenaga dan sarana (kuantitas dan kualitas) tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (standardofpersonnel and facilities), serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan (Bruce 1990).

Unsur lingkungan

Yang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah kebijakan,organisasi, manajemen. Secara umum disebutkan apabila kebijakan,organisasi dan manajemen tersebut tidak sesuai dengan standar dan atau tidak bersifat mendukung, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan.

Unsur proses

Yang dimaksud dengan unsur proses adalah tindakan medis,keperawatan atau non medis. Secara umum disebutkan apabila tindakan tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (standard of conduct), maka sulitlah diharapkan mutu pelayanan menjadi baik (Pena, 1984).


STANDAR

Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena kegiatan pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab masalah,menetapkan masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah,menilai hasil dan saran perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai alat menuju terjaminnya mutu.


Pengertian standar itu sendiri sangat beragam, di antaranya:

• Standar adalah sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.

• Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.

• Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal, atau disebut pula sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima (Clinical Practice Guideline, 1990).


Berdasarkan batasan tersebut di atas sekalipun rumusannya berbeda, namun terkandung pengertian yang sama, yaitu menunjuk pada tingkat ideal yang diinginkan. Lazimnya tingkat ideal tersebut tidak disusun terlalu kaku, namun dalam bentuk minimal dan maksimal (range). Penyimpangan yang terjadi tetapi masih dalam batas-batas yang dibenarkan disebut toleransi (tolerance). Sedangkan untuk memandu para pelaksana program menjaga mutu agar tetap berpedoman pada standar yang telah ditetapkan maka disusunlah protokol.

Adapun yang dimaksud dengan protokol (pedoman, petunjuk pelaksanaan) adalah suatu pernyataan tertulis yang disusun secara sistimatis dan yang dipakai sebagai pedoman oleh para pelaksana dalam mengambil keputusan dan atau dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.Makin dipatuhi protokol tersebut, makin tercapai standar yang telah ditetapkan.Jenis standar sesuai dengan unsur-unsur yang terdapat dalam unsur-unsur rogram menjaga mutu, dan peranan yang dimiliki tersebut. Secara umum standar program menjaga mutu dapat dibedakan :

1) Standar persyaratan minimal

Adalah yang rnenunjuk pada keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yang dibedakan dalam :

a) Standar masukan

Dalam standar masukan yang diperlukan untuk minimal terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yaitu jenis, jumlah, dan kualifikasi/spesifikasi tenaga pelaksana sarana,peralatan, dana (modal).

b) Standar lingkungan

Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu yakni garis-garis besar kebijakan program, pola organisasi serta sistim manajemen,yang harus dipatuhi oleh semua pelaksana.

c) Standar proses

Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus dilakukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni tindakan medis, keperawatan dan non medis (standard of conduct), karena baik dan tidaknya mutu pelayanan sangat ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses.

2) Standar penampilan minimal

Yang dimaksud dengan standar penampilan minimal adalah yang menunjuk pada penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima. Standar ini karena menunjuk pada unsur keluaran maka sering disebut dengan standar keluaran atau standar penampilan (Standard of Performance).


Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam batas-batas kewajaran, maka perlu ditetapkan standar keluaran.Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maka keempat standar tersebut perlu dipantau, dan dinilai secara obyektif serta berkesinambungan. Bila ditemukan penyimpangan,perlu segera diperbaiki. Dalam pelaksanaannya pemantauan standar-standar tersebut tergantung kemampuan yang dimiliki,

maka perlu disusun prioritas.


INDIKATOR

Untuk mengukur tercapai tidaknya standar yang telah ditetapkan,maka digunakan indikator (tolok ukur), yaitu yang menunjuk pada ukuran kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan.Makin sesuai sesuatu yang diukur dengan indikator,makin sesuai pula keadaannya dengan standar yang telah ditetapkan.Sesuai dengan jenis standar dalam program menjaga mutu, maka indikatorpun dibedakan menjadi :

1) Indikator persyaratan minimal

Yaitu indikator persyaratan minimal yang menunjuk pada ukuran terpenuhi atau tidaknya standar masukan, lingkungan dan proses. Apabila hasil pengukuran berada di bawah indikator yang telah ditetapkan pasti akan besar pengaruhnya terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

2) Indikator penampilan minimal

Yaitu indikator penampilan minimal yang menunjuk pada ukuran terpenuhi atau tidaknya standar penampilan minimal yang diselenggarakan. Indikator penampilan minimal ini sering disebut indikator keluaran. Apabila hasil pengukuran terhadap standar penampilan berada di bawah indikator keluaran maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan tidak bermutu.


Berdasarkan uraian di atas mudah dipahami, apabila ingin diketahui (diukur) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan (penyebab), maka yang dipergunakan adalah indikator persyaratan minimal. Tetapi apabila yang ingin diketahui adalah mutu pelayanan kesehatan (akibat) maka yang dipergunakan adalah indikator keluaran (penampilan).


KRITERIA

Indikator dispesifikasikan dalam berbagai kriteria dari standar yang telah ditetapkan, baik unsur masukan, lingkungan, proses ataupun keluaran. Berdasarkan uraian di atas mutu pelayanan kesehatan suatu fasilitas pemberi jasa dapat diukur dengan memantau dan menilai indikator, kriteria dan standar yang terbukti sahih dan relevan dengan : masukan, lingkungan, proses dan keluaran.


BENTUK PROGRAM MENJAGA MUTU (QUALITY ASSURANCE)

Bentuk Program Menjaga Mutu dapat dibedakan atas tiga

jenis :

1) Program Menjaga Mutu Prospektif (Prospective Quality Assurance)

Adalah program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditunjukkan pada standar masukan dan standar lingkungan yaitu pemantauan dan penilaian terhadap tenaga pelaksana, dana, sarana, di samping terhadap kebijakan, organisasi, dan manajemen institusi kesehatan.

Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif sering dimanfaatkan dan tercantum dalam banyak peraturan perundang-undangan, di antaranya : Standardisasi (Standardization),perizinan (Licensure), Sertifikasi (Certification), akreditasi (Accreditation).

2) Program menjaga mutu konkuren (Concurent quality assurance)

Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu konkuren adalah yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan.

Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar proses, yakni memantau dan menilai tindakan medis, keperawatan dan non medis yang dilakukan.

3) Program Menjaga Mutu Restrospektif (Retrospective Quality Assurance)

Yang dimaksud dengan program menjaga mutu restrospektif adalah yang diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan.

Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar keluaran, yakni memantau dan menilai penampilan pelayanan kesehatan, maka obyek yang dipantau dan dinilai bersifat tidak langsung, dapat berupa hasil kerja pelaksana pelayanan .atau berupa pandangan pemakai jasa kesehatan. Contoh program menjaga mutu retrospektif adalah : Record review, tissue

review, survei klien dan lain-lain.


METODA YANG DIGUNAKAN PADA PROGRAM MENJAGA MUTU

Untuk mengukur dan menilai mutu asuhan dilaksanakan melalui berbagai metoda sesuai kebutuhan.

Metoda yang digunakan adalah :

1) Audit adalah pengawasan yang dilakukan terhadap masukan, proses, lingkungan dan keluaran apakah dilaksanakan sesuai standar yang telah ditetapkan. Audit dapat dilaksanakan konkuren atau retrospektif, dengan menggunakan data yang ada (rutin) atau mengumpulkan data baru. Dapat dilakukan secara rutin atau merupakan suatu studi khusus.

2) Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, penggunaan sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti yang direfleksikan pada catatan-catatan. Penilaian dilakukan baik terhadap dokumennya sendiri apakah informasi memadai maupun terhadap kewajaran dan kecukupan dari pelayanan yang diberikan.

3) Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya : survei kepuasan pasien.

4) Observasi terhadap asuhan pasien, meliputi observasi terhadap status fisik dan perilaku pasien.

Masalah dan judul penelitian

Metode Penelitian
  • adalah cara untuk menyelesaikan masalah secara sistematis logis dan ilmiah.
  • tidak ada penelitian tanpa ada masalah.
  • adanya masalah belum tentu diikuti kegiatan penelitian
  • masalah dapat dikembangkan menjadi masalah penelitian jika disertai cara mengatasinya 
Masalah??????
  • kesenjangan antara kenyataan dan harapan
  • kesenjangan antara teori dan kenyataan
  • setiap kesulitan yang mengerakkan manusia untuk mencari pemecahannya
  • bentuk rintangan, hambatan dan kesulitan yang muncul dan perlu diatasi.
Masalah Riset
  • adalah suatu kondisi yang memerlukan pemecahan atau alternatif pemecahan
  • baik buruknya penelitian sangat dipengaruhi oleh research problem . 
  • masalah riset biasanya didapatkan dari topik yang secara luas berhubungan dengan kebidanan.
Cara Menemukan Masalah Penelitian
  • studi kepustakaan ( abstrak penelitian, membaca buku teks, laporan , jurnal penelitian
  • pengamatan langsung atau observasi langsung dari praktik
  • diskusi melalui forum pertemuan - pertemuan ilmiah
Syarat masalah riset = FINER
  • Fesiabel: tersedia subyek penelitian, adanya dana, tersediannya waktu, alat dan keahlian
  • interesting 
  • novel: membantah atau menyetujui penelian terdahulu, melakukan pelengkapan pengembangan terhadap penelitian terdahulu, menemukan sesuatu yang baru.
  • Ethical: tidak bertentangan pada etika penelitian . ada 3 macam. anominity (tanpa nama), inform concent ( persetujuan), confidentialy ( menjaga kerahasiaan responden)
  • relevant: sesuai perkembangan iptek, untuk meningkatkan kesehatan/ kebidanan dan kebijakan kesehatan dan untuk dasar penelitian selanjutnya.
Faktor -faktor yang  mendasari perumusan Masalah
  • mendefinisikan masalah atau topik
  • mulai mencari kepustakaan 
  • sesuai dengan bidang kebidanan
  • kemampuan pelaksana
Judul Penelitian 
  • merupakan intisari dari rumusan masalah, disusun secara ekspresit, menggunakan kalimat tungal atau kalimat majemuk sederhana.
  • rumusan judul harus dihindari hiperbola
  • judul dibuat max 20 kata jelas dan menunjukkan dengan tepat masalah yang diteliti, waktu, tempat serta tidak menimbulkan penafsiran ganda
  • judul dibuat kalimat pernyataan bukan kalimat pertanyaan
Judul memberi gambaran
  • variabel penelitian
  • responden informasi penelitian
  • tempat penelitian
  • waktu penelitian
  • jenis penelitian 
  • bidang ilmu penelitian
Studi pendahuluan
  • disebut juga sebagai preliminary study atau study pilot
  • bersumber 3P: paper (data), person ( wawancara), dan place ( tempat penelitian)
persiapan study pendahuluan
  • membuat surat izin study pendahuluan
  • daftar atau data informasi yang akan dicari jawabannya untuk mendukung latar belakang
Latar Belakang Masalah
  • seriousness of the problem: seberapa jauh permasalahan penelitian itu dapat mengancam jiwa. 
  • magnitude: seberapabanyak yang mengalami permasalahan tersebut.
  • Public concern: menjadi perhatian 
  • publicasi concern: sejauh mana progam pemerintah
  • managability
cara menyusun latar belakang masalah
  • dimulai dari uraian pentingnya masalah sering disebut dengan variabel terikat
  • diikuti dengan masalah yang diteliti yaitu variabel bebas
  • bobot variabel bebas lebih banyak dari variabel terikat
  • alur pemikiranya ditulis dari area yang luas ke sempit
Merumuskan masalah penelitian
  • rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicari jawabanyan melalui pengumpulan data
  • rumusan masalah harus konkrit jelas dan tajam
3 aspek rumusan Masalah
  • aspek substansi : bobot dan originality
  • formulasi: rumusan masalah dirumuskan den gan kalimat pertanyaan
  • teknis: dapat menyelesaikan suatu masalah
Rumusan Tujuan penelitian
  • suatu indikasi ke arah mana atau data apa yang akan dicari melalui penelitian
  • suatu pernyataan tentang data yang akan diteliti untuk menjawab rumusan masalah peneliti
  • tujuan penelitian adalah dalam bentuk pernyataan yang konkrit dapat diamati dan diukur dan viasanya menggunakan kalimat aktif.


Selasa, 18 Oktober 2011

Konsep Dasar Penelitian

Penelitian


  • berasal dari kata reseach yang berarti menemukan makna kembali secara berulang-ulang.
  • mencakup faktor hukum, dalil, generalisasi dan mengunakan teori atau memvalidasi.
Definisi Penelitian
  • penelitian adalah usaha memecahkan masalah berdasarkan fakta atau prinsip ( menemukan, mengumpulkan, mengembangkan, menganalisis, dan menguji kebenaran) yang dikerjakan secara hati-hati, sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan serta metode ilmiah.
  • penelitian kebidanan adalah upaya untuk memahami dan memecahkan masalah dalam praktik pelayanan, pendidikan dan managemen kebidanan yang dilaksanakan secara ilmiah, sistematis dan logis.
Tujuan penelitian
  • menemukan
  • mengembangkan 
  • menguji kebenaran
upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara:
  • Logis: sesuai akal pikiran
  • sistematis: mempunyai urutan dan dapat dipergunakan sebagai acuan atau pedoman peneliti lain.
  • ilmiah: sesuai fakta empiris( sesuatu yang dapat diukur dan dinilai)
ciri dominan penelitian
  1. dirancang dan diarahkan untuk memecahkan masalah tertentu
  2. ditekankan pada pengembangan masalah generalisasi, prisip serta teori 
  3. berasal dari masalah / objek yang dapat di observasi
  4. memerlukan observasi dan diskripsi yang kuat
  5. berkepentinagn untuk menemukan masalah baru
  6. prosedur dirancang secara teliti dan rasional
  7. menuntut keahlian
  8. dituntut kesabaran dan tidak tergesa-gesa
  9. diwarnai oleh upaya dikriptig dan logis 

Imunisasi Anak & Reaksi yang Ditimbulkan

Imunisasi Anak & Reaksi yang Ditimbulkan

Imunisasi, tak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tapi juga ampuh untuk mencegah dan menangkal timbulnya penyakit serta kematian pada anak-anak. Lalu mengapa kadangkala orangtua kerap mengabaikan tindakan penting tersebut? Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?

Sesuai dengan yang diprogramkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO (Badan Kesehatan Dunia), Pemerintah Indonesia menetapkan ada 12 imunisasi yang harus diberikan kepada anak-anak. 5 Diantaranya merupakan imunisasi yang wajib diberikan sebab fungsinya adalah untuk mencegah anak dari serangan penyakit. Sedangkan 7 jenis imunisasi lainnya merupakan imunisasi yang dianjurkan sebab hanya berfungsi untuk menambah daya tahan tubuh anak terhadap beberapa jenis penyakit.


IMUNISASI WAJIB
Imunisasi yang wajib diberikan pada balita di bawah 12 bulan adalah BCG, hepatitis B, polio, DPT dan campak. Berfungsi untuk menangkis penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan kematian serta kecacatan. Seperti TBC, Hepatitis dan Polio. Sedangkan reaksi masing-masing imunisasi juga berbeda-beda pada setiap anak, tergantung pada penyimpanan vaksin dan sensitivitas tubuh tiap anak.
BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan, vaksin ini mengandung bakteri bacillus calmette-guerrin hidup yang dilemahkan sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis. Biasanya reaksi yang ditimbulkan oleh imunisasi ini adalah setelah 4-6 minggu di tempat bekas suntikan akan timbul bisul kecil yang akan pecah. Namun jangan kautir, sebab hal ini merupakan reaksi yang normal. Namun jika bisulnya dan timbul kelenjar pada ketiak atau lipatan paha, sebaiknya anak segera dibawa kembali ke dokter. Sementara waktu untuk mengatasi pembengkakan, kompres bekas suntikan dengan cairan antiseptik.
Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit yang disebabkan virus hepatitis B yang berakibat pada hati. Penyakit itu menular melalui darah atau cairan tubuh yang lain dari orang yang terinfeksi. Vaksin ini diberikan 3 kali hingga usia 3-6 bulan.
Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Penyakit ini disebabkan virus, menyebar melalui tinja/kotoran orang yang terinfeksi. Anak yang terkena polio dapat menjadi lumpuh layuh. Vaksin polio ada dua jenis, yakni vaccine polio inactivated (IPV) dan vaccine polio oral (OPV). Vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir, 2,4,6,18 bulan dan 5 tahun.

Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan dan vaksin kedua 6 tahun. Reaksi imunisasi Campak biasanya timbul seminggu kemudian berupa demam, diare, atau keluar bintik-bintik merah di kulit. Namun efek ini tergolong ringan sekali sehingga tak perlu ada yang dikhawatirkan sebab biasanya akan sembuh sendiri.
DTP
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Penyakit ini mudah menular melalui batuk atau bersin. Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Vasin ini diberikan 5 kali pada usia 2,4,6,18 bulan dan 5 tahun.

Reaksi lokal yang mungkin timbul oleh imunisasi ini adalah rasa nyeri, merah dan bengkak selama satu-dua hari di bekas suntikan. Untuk mengatasinya beri kompres hangat. Umumnya pasca imunisasi ini anak agak demam dan rewel. Berikan si kecil obat penurun panas dan banyak minum terutama ASI. Namun kini sudah ada vaksin DPT yang tidak menimbulkan reaksi apapun, baik lokal maupun umum, yakni vaksin DtaP (diphtheria, tetanus, acellullar pertussis), sayangnya harga untuk imunisasi ini masih tergolong mahal. Biasanya dokter akan memberikan pilihan, jadi tegantung pada orangtua mau memilih yang mana.

IMUNISASI YANG DIANJURKAN
Vaksin-vaksin tersebut adalah Hib, Pneumokokus (PCV), Influenza, MMR, Tifoid, Hepatitis A, dan Varisela.
Hib
Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh haemophilus influenza tipe b yang disebabkan oleh bakteri. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis (radang selaput otak), pneumonia (radang paru) dan infeksi tenggorokan. Vaksin ini diberikan 4 kali pada usia 2,4,6 dan 15-18 bulan.
Pneumokokus (PCV)
Imunisasi ini untuk mencegah penyakit paru-paru dan radang otak. Imunisasi ini juga melindungi anak terhadap bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga dan radang tenggorokan. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan radang paru.
Vaksin Influenza
Dapat diberikan setahun sekali sejak umur 6 bulan. Vaksin ini dapat terus diberikan hingga dewasa.
MMR
MMR merupakan pengulangan vaksin campak, ditambah dengan Gondongan dan Rubela (Campak Jerman). Diberikan saat anak usia 15 bulan dan diulang saat anak berusia 6 tahun. Reaksi dari vaksin ini biasanya baru muncul tiga minggu setelah diberikan, berupa bengkak di kelenjar belakang telinga. Untuk mengatasinya, berikan anak obat penghilang nyeri. Patut diperhatikan, jangan langsung membawa pulang anak setelah ia diimunisasi MMR. Tunggulah hingga 15 menit, sehingga jika timbul suatu reaksi bisa langsung ditangani.

Imunisasi varisella
Berfungsi memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, komplikasinya infeksi kulit dan bisa infeksi di otak. Vaksin ini diberikan pada anak usia 1-13 tahun 1 kali dan lebih dari 13 tahun 2 kali.

Tifoid
Imunisasi untuk mencegah Typus. Imunisasi ini dapat diulang setiap 3 tahun.

Hepatitis A
Imunisasi inidapat diberikan pada anak usia di atas 2 tahun.
SYARAT PEMBERIAN IMUNISASI
Paling utama adalah anak yang akan mendapat imunisasi harus dalam kondisi sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu merupakan pemberian virus dengan memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh, dan kemudian menimbulkan antibodi (kekebalan). Nah, untuk membentuk kekebalan yang tinggi, anak harus dalam kondisi fit. Jika anak dalam kondisi sakit maka kekebalan yang terbentuk tidak bagus.

Imunisasi tidak boleh diberikan hanya pada kondisi tertentu misalkan anak mengalami kelainan atau penurunan daya tahan tubuh misalkan gizi buruk atau penyakit HIV/AIDS atau dalam penggunaan obat obatan steroid, anak diketahui mengalami reaksi alergi berat terhadap imunisasi tertentu atau komponen imunisasi tertentu.
VAKSIN KOMBINASI
Biasanya diberikan pada anak yang orangtuanya lupa pada jadwal vaksinasi anaknya. Jadi, para orangtua tak perlu takut jika sempat terlewat jadwal imunisiasi buah hari sebab tak ada itu istilah hangus untuk imunisasi. Orangtua pun tak perlu harus mengulang imunisasi dari awal sebab sel-sel memori dalam tubuh mampu mengingat dan akan merangsang kekebalan bila diberikan imunisasi berikutnya.