Rabu, 19 Oktober 2011

Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan

Mutu pelayanan kesehatan sebenarnya menunjuk pada penampilan (performance) dari pelayanan kesehatan yang dikenal dengan keluaran (output) yaitu hasil akhir kegiatan dari tindakan dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien, dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun sebaliknya.

Sedangkan baik atau tidaknya keluaran tersebut sangat dipengaruhi oleh proses (process), masukan (input) dan lingkungan (environment). Maka jelaslah bahwa baik atau tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur tersebut, dan untuk menjamin baiknya mutu pelayanan kesehatan ketiga unsur harus diupayakan sedemikian rupa agar sesuai dengan standar dan atau kebutuhan.


Unsur masukan

Unsur masukan (input) adalah tenaga, dana dan sarana fisik, perlengkapan serta peralatan. Secara umum disebutkan bahwa apabila tenaga dan sarana (kuantitas dan kualitas) tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (standardofpersonnel and facilities), serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan (Bruce 1990).

Unsur lingkungan

Yang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah kebijakan,organisasi, manajemen. Secara umum disebutkan apabila kebijakan,organisasi dan manajemen tersebut tidak sesuai dengan standar dan atau tidak bersifat mendukung, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan.

Unsur proses

Yang dimaksud dengan unsur proses adalah tindakan medis,keperawatan atau non medis. Secara umum disebutkan apabila tindakan tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (standard of conduct), maka sulitlah diharapkan mutu pelayanan menjadi baik (Pena, 1984).


STANDAR

Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena kegiatan pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab masalah,menetapkan masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah,menilai hasil dan saran perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai alat menuju terjaminnya mutu.


Pengertian standar itu sendiri sangat beragam, di antaranya:

• Standar adalah sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.

• Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.

• Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal, atau disebut pula sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima (Clinical Practice Guideline, 1990).


Berdasarkan batasan tersebut di atas sekalipun rumusannya berbeda, namun terkandung pengertian yang sama, yaitu menunjuk pada tingkat ideal yang diinginkan. Lazimnya tingkat ideal tersebut tidak disusun terlalu kaku, namun dalam bentuk minimal dan maksimal (range). Penyimpangan yang terjadi tetapi masih dalam batas-batas yang dibenarkan disebut toleransi (tolerance). Sedangkan untuk memandu para pelaksana program menjaga mutu agar tetap berpedoman pada standar yang telah ditetapkan maka disusunlah protokol.

Adapun yang dimaksud dengan protokol (pedoman, petunjuk pelaksanaan) adalah suatu pernyataan tertulis yang disusun secara sistimatis dan yang dipakai sebagai pedoman oleh para pelaksana dalam mengambil keputusan dan atau dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.Makin dipatuhi protokol tersebut, makin tercapai standar yang telah ditetapkan.Jenis standar sesuai dengan unsur-unsur yang terdapat dalam unsur-unsur rogram menjaga mutu, dan peranan yang dimiliki tersebut. Secara umum standar program menjaga mutu dapat dibedakan :

1) Standar persyaratan minimal

Adalah yang rnenunjuk pada keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yang dibedakan dalam :

a) Standar masukan

Dalam standar masukan yang diperlukan untuk minimal terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yaitu jenis, jumlah, dan kualifikasi/spesifikasi tenaga pelaksana sarana,peralatan, dana (modal).

b) Standar lingkungan

Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu yakni garis-garis besar kebijakan program, pola organisasi serta sistim manajemen,yang harus dipatuhi oleh semua pelaksana.

c) Standar proses

Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus dilakukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni tindakan medis, keperawatan dan non medis (standard of conduct), karena baik dan tidaknya mutu pelayanan sangat ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses.

2) Standar penampilan minimal

Yang dimaksud dengan standar penampilan minimal adalah yang menunjuk pada penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima. Standar ini karena menunjuk pada unsur keluaran maka sering disebut dengan standar keluaran atau standar penampilan (Standard of Performance).


Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam batas-batas kewajaran, maka perlu ditetapkan standar keluaran.Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maka keempat standar tersebut perlu dipantau, dan dinilai secara obyektif serta berkesinambungan. Bila ditemukan penyimpangan,perlu segera diperbaiki. Dalam pelaksanaannya pemantauan standar-standar tersebut tergantung kemampuan yang dimiliki,

maka perlu disusun prioritas.


INDIKATOR

Untuk mengukur tercapai tidaknya standar yang telah ditetapkan,maka digunakan indikator (tolok ukur), yaitu yang menunjuk pada ukuran kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan.Makin sesuai sesuatu yang diukur dengan indikator,makin sesuai pula keadaannya dengan standar yang telah ditetapkan.Sesuai dengan jenis standar dalam program menjaga mutu, maka indikatorpun dibedakan menjadi :

1) Indikator persyaratan minimal

Yaitu indikator persyaratan minimal yang menunjuk pada ukuran terpenuhi atau tidaknya standar masukan, lingkungan dan proses. Apabila hasil pengukuran berada di bawah indikator yang telah ditetapkan pasti akan besar pengaruhnya terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

2) Indikator penampilan minimal

Yaitu indikator penampilan minimal yang menunjuk pada ukuran terpenuhi atau tidaknya standar penampilan minimal yang diselenggarakan. Indikator penampilan minimal ini sering disebut indikator keluaran. Apabila hasil pengukuran terhadap standar penampilan berada di bawah indikator keluaran maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan tidak bermutu.


Berdasarkan uraian di atas mudah dipahami, apabila ingin diketahui (diukur) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan (penyebab), maka yang dipergunakan adalah indikator persyaratan minimal. Tetapi apabila yang ingin diketahui adalah mutu pelayanan kesehatan (akibat) maka yang dipergunakan adalah indikator keluaran (penampilan).


KRITERIA

Indikator dispesifikasikan dalam berbagai kriteria dari standar yang telah ditetapkan, baik unsur masukan, lingkungan, proses ataupun keluaran. Berdasarkan uraian di atas mutu pelayanan kesehatan suatu fasilitas pemberi jasa dapat diukur dengan memantau dan menilai indikator, kriteria dan standar yang terbukti sahih dan relevan dengan : masukan, lingkungan, proses dan keluaran.


BENTUK PROGRAM MENJAGA MUTU (QUALITY ASSURANCE)

Bentuk Program Menjaga Mutu dapat dibedakan atas tiga

jenis :

1) Program Menjaga Mutu Prospektif (Prospective Quality Assurance)

Adalah program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditunjukkan pada standar masukan dan standar lingkungan yaitu pemantauan dan penilaian terhadap tenaga pelaksana, dana, sarana, di samping terhadap kebijakan, organisasi, dan manajemen institusi kesehatan.

Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif sering dimanfaatkan dan tercantum dalam banyak peraturan perundang-undangan, di antaranya : Standardisasi (Standardization),perizinan (Licensure), Sertifikasi (Certification), akreditasi (Accreditation).

2) Program menjaga mutu konkuren (Concurent quality assurance)

Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu konkuren adalah yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan.

Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar proses, yakni memantau dan menilai tindakan medis, keperawatan dan non medis yang dilakukan.

3) Program Menjaga Mutu Restrospektif (Retrospective Quality Assurance)

Yang dimaksud dengan program menjaga mutu restrospektif adalah yang diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan.

Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar keluaran, yakni memantau dan menilai penampilan pelayanan kesehatan, maka obyek yang dipantau dan dinilai bersifat tidak langsung, dapat berupa hasil kerja pelaksana pelayanan .atau berupa pandangan pemakai jasa kesehatan. Contoh program menjaga mutu retrospektif adalah : Record review, tissue

review, survei klien dan lain-lain.


METODA YANG DIGUNAKAN PADA PROGRAM MENJAGA MUTU

Untuk mengukur dan menilai mutu asuhan dilaksanakan melalui berbagai metoda sesuai kebutuhan.

Metoda yang digunakan adalah :

1) Audit adalah pengawasan yang dilakukan terhadap masukan, proses, lingkungan dan keluaran apakah dilaksanakan sesuai standar yang telah ditetapkan. Audit dapat dilaksanakan konkuren atau retrospektif, dengan menggunakan data yang ada (rutin) atau mengumpulkan data baru. Dapat dilakukan secara rutin atau merupakan suatu studi khusus.

2) Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, penggunaan sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti yang direfleksikan pada catatan-catatan. Penilaian dilakukan baik terhadap dokumennya sendiri apakah informasi memadai maupun terhadap kewajaran dan kecukupan dari pelayanan yang diberikan.

3) Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya : survei kepuasan pasien.

4) Observasi terhadap asuhan pasien, meliputi observasi terhadap status fisik dan perilaku pasien.

Masalah dan judul penelitian

Metode Penelitian
  • adalah cara untuk menyelesaikan masalah secara sistematis logis dan ilmiah.
  • tidak ada penelitian tanpa ada masalah.
  • adanya masalah belum tentu diikuti kegiatan penelitian
  • masalah dapat dikembangkan menjadi masalah penelitian jika disertai cara mengatasinya 
Masalah??????
  • kesenjangan antara kenyataan dan harapan
  • kesenjangan antara teori dan kenyataan
  • setiap kesulitan yang mengerakkan manusia untuk mencari pemecahannya
  • bentuk rintangan, hambatan dan kesulitan yang muncul dan perlu diatasi.
Masalah Riset
  • adalah suatu kondisi yang memerlukan pemecahan atau alternatif pemecahan
  • baik buruknya penelitian sangat dipengaruhi oleh research problem . 
  • masalah riset biasanya didapatkan dari topik yang secara luas berhubungan dengan kebidanan.
Cara Menemukan Masalah Penelitian
  • studi kepustakaan ( abstrak penelitian, membaca buku teks, laporan , jurnal penelitian
  • pengamatan langsung atau observasi langsung dari praktik
  • diskusi melalui forum pertemuan - pertemuan ilmiah
Syarat masalah riset = FINER
  • Fesiabel: tersedia subyek penelitian, adanya dana, tersediannya waktu, alat dan keahlian
  • interesting 
  • novel: membantah atau menyetujui penelian terdahulu, melakukan pelengkapan pengembangan terhadap penelitian terdahulu, menemukan sesuatu yang baru.
  • Ethical: tidak bertentangan pada etika penelitian . ada 3 macam. anominity (tanpa nama), inform concent ( persetujuan), confidentialy ( menjaga kerahasiaan responden)
  • relevant: sesuai perkembangan iptek, untuk meningkatkan kesehatan/ kebidanan dan kebijakan kesehatan dan untuk dasar penelitian selanjutnya.
Faktor -faktor yang  mendasari perumusan Masalah
  • mendefinisikan masalah atau topik
  • mulai mencari kepustakaan 
  • sesuai dengan bidang kebidanan
  • kemampuan pelaksana
Judul Penelitian 
  • merupakan intisari dari rumusan masalah, disusun secara ekspresit, menggunakan kalimat tungal atau kalimat majemuk sederhana.
  • rumusan judul harus dihindari hiperbola
  • judul dibuat max 20 kata jelas dan menunjukkan dengan tepat masalah yang diteliti, waktu, tempat serta tidak menimbulkan penafsiran ganda
  • judul dibuat kalimat pernyataan bukan kalimat pertanyaan
Judul memberi gambaran
  • variabel penelitian
  • responden informasi penelitian
  • tempat penelitian
  • waktu penelitian
  • jenis penelitian 
  • bidang ilmu penelitian
Studi pendahuluan
  • disebut juga sebagai preliminary study atau study pilot
  • bersumber 3P: paper (data), person ( wawancara), dan place ( tempat penelitian)
persiapan study pendahuluan
  • membuat surat izin study pendahuluan
  • daftar atau data informasi yang akan dicari jawabannya untuk mendukung latar belakang
Latar Belakang Masalah
  • seriousness of the problem: seberapa jauh permasalahan penelitian itu dapat mengancam jiwa. 
  • magnitude: seberapabanyak yang mengalami permasalahan tersebut.
  • Public concern: menjadi perhatian 
  • publicasi concern: sejauh mana progam pemerintah
  • managability
cara menyusun latar belakang masalah
  • dimulai dari uraian pentingnya masalah sering disebut dengan variabel terikat
  • diikuti dengan masalah yang diteliti yaitu variabel bebas
  • bobot variabel bebas lebih banyak dari variabel terikat
  • alur pemikiranya ditulis dari area yang luas ke sempit
Merumuskan masalah penelitian
  • rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicari jawabanyan melalui pengumpulan data
  • rumusan masalah harus konkrit jelas dan tajam
3 aspek rumusan Masalah
  • aspek substansi : bobot dan originality
  • formulasi: rumusan masalah dirumuskan den gan kalimat pertanyaan
  • teknis: dapat menyelesaikan suatu masalah
Rumusan Tujuan penelitian
  • suatu indikasi ke arah mana atau data apa yang akan dicari melalui penelitian
  • suatu pernyataan tentang data yang akan diteliti untuk menjawab rumusan masalah peneliti
  • tujuan penelitian adalah dalam bentuk pernyataan yang konkrit dapat diamati dan diukur dan viasanya menggunakan kalimat aktif.


Selasa, 18 Oktober 2011

Konsep Dasar Penelitian

Penelitian


  • berasal dari kata reseach yang berarti menemukan makna kembali secara berulang-ulang.
  • mencakup faktor hukum, dalil, generalisasi dan mengunakan teori atau memvalidasi.
Definisi Penelitian
  • penelitian adalah usaha memecahkan masalah berdasarkan fakta atau prinsip ( menemukan, mengumpulkan, mengembangkan, menganalisis, dan menguji kebenaran) yang dikerjakan secara hati-hati, sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan serta metode ilmiah.
  • penelitian kebidanan adalah upaya untuk memahami dan memecahkan masalah dalam praktik pelayanan, pendidikan dan managemen kebidanan yang dilaksanakan secara ilmiah, sistematis dan logis.
Tujuan penelitian
  • menemukan
  • mengembangkan 
  • menguji kebenaran
upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara:
  • Logis: sesuai akal pikiran
  • sistematis: mempunyai urutan dan dapat dipergunakan sebagai acuan atau pedoman peneliti lain.
  • ilmiah: sesuai fakta empiris( sesuatu yang dapat diukur dan dinilai)
ciri dominan penelitian
  1. dirancang dan diarahkan untuk memecahkan masalah tertentu
  2. ditekankan pada pengembangan masalah generalisasi, prisip serta teori 
  3. berasal dari masalah / objek yang dapat di observasi
  4. memerlukan observasi dan diskripsi yang kuat
  5. berkepentinagn untuk menemukan masalah baru
  6. prosedur dirancang secara teliti dan rasional
  7. menuntut keahlian
  8. dituntut kesabaran dan tidak tergesa-gesa
  9. diwarnai oleh upaya dikriptig dan logis 

Imunisasi Anak & Reaksi yang Ditimbulkan

Imunisasi Anak & Reaksi yang Ditimbulkan

Imunisasi, tak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tapi juga ampuh untuk mencegah dan menangkal timbulnya penyakit serta kematian pada anak-anak. Lalu mengapa kadangkala orangtua kerap mengabaikan tindakan penting tersebut? Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?

Sesuai dengan yang diprogramkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO (Badan Kesehatan Dunia), Pemerintah Indonesia menetapkan ada 12 imunisasi yang harus diberikan kepada anak-anak. 5 Diantaranya merupakan imunisasi yang wajib diberikan sebab fungsinya adalah untuk mencegah anak dari serangan penyakit. Sedangkan 7 jenis imunisasi lainnya merupakan imunisasi yang dianjurkan sebab hanya berfungsi untuk menambah daya tahan tubuh anak terhadap beberapa jenis penyakit.


IMUNISASI WAJIB
Imunisasi yang wajib diberikan pada balita di bawah 12 bulan adalah BCG, hepatitis B, polio, DPT dan campak. Berfungsi untuk menangkis penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan kematian serta kecacatan. Seperti TBC, Hepatitis dan Polio. Sedangkan reaksi masing-masing imunisasi juga berbeda-beda pada setiap anak, tergantung pada penyimpanan vaksin dan sensitivitas tubuh tiap anak.
BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan, vaksin ini mengandung bakteri bacillus calmette-guerrin hidup yang dilemahkan sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis. Biasanya reaksi yang ditimbulkan oleh imunisasi ini adalah setelah 4-6 minggu di tempat bekas suntikan akan timbul bisul kecil yang akan pecah. Namun jangan kautir, sebab hal ini merupakan reaksi yang normal. Namun jika bisulnya dan timbul kelenjar pada ketiak atau lipatan paha, sebaiknya anak segera dibawa kembali ke dokter. Sementara waktu untuk mengatasi pembengkakan, kompres bekas suntikan dengan cairan antiseptik.
Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit yang disebabkan virus hepatitis B yang berakibat pada hati. Penyakit itu menular melalui darah atau cairan tubuh yang lain dari orang yang terinfeksi. Vaksin ini diberikan 3 kali hingga usia 3-6 bulan.
Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Penyakit ini disebabkan virus, menyebar melalui tinja/kotoran orang yang terinfeksi. Anak yang terkena polio dapat menjadi lumpuh layuh. Vaksin polio ada dua jenis, yakni vaccine polio inactivated (IPV) dan vaccine polio oral (OPV). Vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir, 2,4,6,18 bulan dan 5 tahun.

Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan dan vaksin kedua 6 tahun. Reaksi imunisasi Campak biasanya timbul seminggu kemudian berupa demam, diare, atau keluar bintik-bintik merah di kulit. Namun efek ini tergolong ringan sekali sehingga tak perlu ada yang dikhawatirkan sebab biasanya akan sembuh sendiri.
DTP
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Penyakit ini mudah menular melalui batuk atau bersin. Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Vasin ini diberikan 5 kali pada usia 2,4,6,18 bulan dan 5 tahun.

Reaksi lokal yang mungkin timbul oleh imunisasi ini adalah rasa nyeri, merah dan bengkak selama satu-dua hari di bekas suntikan. Untuk mengatasinya beri kompres hangat. Umumnya pasca imunisasi ini anak agak demam dan rewel. Berikan si kecil obat penurun panas dan banyak minum terutama ASI. Namun kini sudah ada vaksin DPT yang tidak menimbulkan reaksi apapun, baik lokal maupun umum, yakni vaksin DtaP (diphtheria, tetanus, acellullar pertussis), sayangnya harga untuk imunisasi ini masih tergolong mahal. Biasanya dokter akan memberikan pilihan, jadi tegantung pada orangtua mau memilih yang mana.

IMUNISASI YANG DIANJURKAN
Vaksin-vaksin tersebut adalah Hib, Pneumokokus (PCV), Influenza, MMR, Tifoid, Hepatitis A, dan Varisela.
Hib
Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh haemophilus influenza tipe b yang disebabkan oleh bakteri. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis (radang selaput otak), pneumonia (radang paru) dan infeksi tenggorokan. Vaksin ini diberikan 4 kali pada usia 2,4,6 dan 15-18 bulan.
Pneumokokus (PCV)
Imunisasi ini untuk mencegah penyakit paru-paru dan radang otak. Imunisasi ini juga melindungi anak terhadap bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga dan radang tenggorokan. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan radang paru.
Vaksin Influenza
Dapat diberikan setahun sekali sejak umur 6 bulan. Vaksin ini dapat terus diberikan hingga dewasa.
MMR
MMR merupakan pengulangan vaksin campak, ditambah dengan Gondongan dan Rubela (Campak Jerman). Diberikan saat anak usia 15 bulan dan diulang saat anak berusia 6 tahun. Reaksi dari vaksin ini biasanya baru muncul tiga minggu setelah diberikan, berupa bengkak di kelenjar belakang telinga. Untuk mengatasinya, berikan anak obat penghilang nyeri. Patut diperhatikan, jangan langsung membawa pulang anak setelah ia diimunisasi MMR. Tunggulah hingga 15 menit, sehingga jika timbul suatu reaksi bisa langsung ditangani.

Imunisasi varisella
Berfungsi memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, komplikasinya infeksi kulit dan bisa infeksi di otak. Vaksin ini diberikan pada anak usia 1-13 tahun 1 kali dan lebih dari 13 tahun 2 kali.

Tifoid
Imunisasi untuk mencegah Typus. Imunisasi ini dapat diulang setiap 3 tahun.

Hepatitis A
Imunisasi inidapat diberikan pada anak usia di atas 2 tahun.
SYARAT PEMBERIAN IMUNISASI
Paling utama adalah anak yang akan mendapat imunisasi harus dalam kondisi sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu merupakan pemberian virus dengan memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh, dan kemudian menimbulkan antibodi (kekebalan). Nah, untuk membentuk kekebalan yang tinggi, anak harus dalam kondisi fit. Jika anak dalam kondisi sakit maka kekebalan yang terbentuk tidak bagus.

Imunisasi tidak boleh diberikan hanya pada kondisi tertentu misalkan anak mengalami kelainan atau penurunan daya tahan tubuh misalkan gizi buruk atau penyakit HIV/AIDS atau dalam penggunaan obat obatan steroid, anak diketahui mengalami reaksi alergi berat terhadap imunisasi tertentu atau komponen imunisasi tertentu.
VAKSIN KOMBINASI
Biasanya diberikan pada anak yang orangtuanya lupa pada jadwal vaksinasi anaknya. Jadi, para orangtua tak perlu takut jika sempat terlewat jadwal imunisiasi buah hari sebab tak ada itu istilah hangus untuk imunisasi. Orangtua pun tak perlu harus mengulang imunisasi dari awal sebab sel-sel memori dalam tubuh mampu mengingat dan akan merangsang kekebalan bila diberikan imunisasi berikutnya.

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL FISIOLOGI PADA NY “F”DENGAN OEDEMA PADA KAKI

ASUHAN KEBIDANAN
IBU HAMIL FISIOLOGI PADA NY “F”DENGAN OEDEMA PADA KAKI
RS. KARTINI
MOJOSARI – MOJOKERTO

l.Pengkajian Data
Tanggal Anamnesa : 19 Juni 2010
Jam : 08.00 WIB
Oleh : Bidan
Tempat : RS. Kartini

A. Data subjektif
1. Identitas

Nama ibu : Ny “F”
Umur : 25 tahun
Suku / bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Penghasilan : -
Alamat : Plemahan X/22
No. Telp : 72165473


Nama suami : Tn “N”
Umur : 30 tahun
Suku / bangsa :Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Penerbitan
Penghasilan : Rp1.000.000/bln
Alamat : PlemahanX/22
No. Telp : 72165473

2. Alasan datang
Ibu ingin memeriksakan kehamilan anak yang ke dua.
3. Keluhan datang
ibu mengatakan oedema pada kaki selama 3 hari dan nyeri pingang.
4. Riwayat Kebidanan
a. Menarche : 12 Tahun
Siklus : 1 bulan
Banyaknya : Hari ke 1 (3x ganti pembalut, penuh)
Hari ke 2-4 (2x ganti pembalut, tidak penuh)
Hari ke 5-6 (2x ganti pembalut, sedikit)
Hari ke 7 hanya flek-flek (1x ganti pembalut)
Lamanya haid : 7 hari
Warnanya : Merah segar
Baunya : Anyir
Dismenorhea : Tidak pernah
Fluor albus : Ada, jernih, tidak berbau dan tidak gatal
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan KB yang lalu

Perkawinan Kehamilan persalinan Anak Nifas KB
Ke Usia Jenis Penolong Tempat Penyulit BBL L/P H/M Umur ASI Penyulit
1 1 22 th Spt/ B Bidan RB - 2850 g L H 2 th Eks - suntik

c. Riwayat kehamilan sekarang
 Trimester I : ANC 1x, mendapatkan tablet tambah darah, vitamin dan kalk, keluhan yang biasanya terjadi pusing, mual dan muntah
 Trimester II : ANC 1x, ibu mendapatkan vitamin, kalk, ibu mendapatkan TT I diusia kehamilan 6 bulan.
 Trimester III :ANC 2x, ibu mendapatan vitamin dan kalk, ibu mendapatkan TT2 diusia kehamilan 7 bulan.

5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang Lalu
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah mempunyai penyakit menular seperti penyakit kuning, TBC, AIDS, dan tidak pernah mempunyai penyakit menurun seperti kencing manis, serta tidak pernah mempunyai penyakit menahun seperti jantung.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa di keluarga pasien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular seperti penyakit kuning, TBC, AIDS, dan tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti kencing manis, serta tidak ada yang mempunyai penyakit menahun seperti jantung.

6. Riwayat Psikologis
• Respon ibu dengan kehamilan ini
Ibu sangat bahagia dengan kehamilannya ini dan kehamilan ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan
• respon Suami dengan kehamilan ini
Suami sangat bahagia dengan kehamilan istrinya sekarang

7. Pola Aktivitas sehari-hari
Pola Kebiasaan Sebelum Hamil Selama hamil
a. Pola Nutrisi
-Makan

-Minum
-Makan nasi, sayur, lauk kadang buah dalam porsi sedang 3x sehari
-Minum 8 gelas sehari
-Makan nasi, sayur, lauk, buah dalam porsi besar 5x sehari
-Minum 8-10 gelas perhari
b. Pola Istirahat
-Siang
-Malam
-
-selama 8 jam mulai jam 21.00-05.00
-selama 2 jam mulai jam 11.00-13.00
-selama 8 jam mulai jam 21.00-05.00
c. Personal higine -Mandi 3x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 3 hari sekali, ganti baju, celana dalam 2x sehari dan potong kuku 1 x sehari. -Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas seminggu sekali, ganti baju, celana dalam 2x sehari dan potong kuku 1x sehari.
d. Pola Aktivitas Ibu mengerjakan pekerjaan rumah sendiri (membersihkan rumah, memasak) tiap pagi dan sore Ibu mengerjakan pekerjaan rumah sendiri namun aktivitas yang berat-berat dikurangi
e. Pola Seksual Ibu melakukan hubungan suami istri 1 minggu 3x Ibu mulai jarang melakukan hubungan suami istri, 1 minggu 1x

8. Pola spiritiual
Ibu selalu shalat 5 waktu dan ibu rajin mengikuti pengajian di daerahnya.

II. Data Obyektif
I. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
GC5 : 4 5 6
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan sebelum : 52,5 kg Berat Badan Sekarang : 65,5 kg
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,50C
Pernapasan : 20 x/menit
Lila : 27 cm

2. Pemeriksaan Fisik Khusus
- Inspeksi
1. Rambut : hitam, lebat, rontok, berketombe, berbau, tidak ada kutu
2. Muka : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema
3. Mata : simetris, tidak kabur, warna konjungtiva merah muda, sklera putih
4. Hidung : simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada epistaksis, tidak ada sinusitis
5. Telinga : simetris, pendengaran tidak menurun, tidak ada serumen, kebersihan baik
6. Mulut dan Gigi : tidak sianosis, lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries, tidak ada gingivitis, kebersihan mulut baik
7. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
8. Axila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
9. Dada : simetris, tidak ada tumor payudara, puting susu menonjol, colostrum belum keluar, hyperpigmentasi areola mamae
10. Abdomen : terdapat striae albican dan linea alba, tidak ada bekas operasi.
11. Vagina : fluor albus tidak ada, tidak ada candiloma akuminata maupun candiloma matalata, tidak ada herpes vaginalis, tidak ada luka perineum, tidak ada infeksi kelenjar bertolini ,tidak ada kemerahan di vagina.
12. Anus : tidak ada hemoroid, kebersihan baik
13. Ekstrimitas atas : simetris, tidak ada sindaktil ataupun polidaktil, tidak ada oedema, tidak ada kram tangan
14. Ekstrimitas bawah : simetris, tidak ada varises, tidak ada sindaktil ataupun polidaktil, ada oedema, tidak ada kram kaki.
- Palpasi
1. Leopold I : TFU berada di pertengahan pusat dan processus xipoideus
Bagian fundus teraba lunak, tidak melenting (bokong)
2. Leopold II : Bagian kanan ibu teraba keras seperti papan yaitu punggung, dan teraba bagian terkecil datar di bagian kiri (kaki)
3. Leopold III : Bagian terendah janin teraba, keras, melenting (kepala),masih bisa digoyangkan.
4. Leopold IV : konvergen
- Auskultasi
Dada : tidak ada pernafasan tambahan (wheezing, ronchi)
Abdomen : DJJ 136x/ menit
- Perkusi
Reflak lutut ka / ki : positif / positif
3. Pemeriksaan Panggul Luar
Ditansia spinarum : 27 cm
Distansia christarum : 25 cm
Conjungata eksterna : 19 cm
Lingkat panggul : 90 cm

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laborat
Darah : Hb = 11 gr/dl
Urine : albuminuria = negatif
reduksi = negatif
5. Pemeriksaan Lain
USG : tidak dilakukan
NST : tidak dilakukan

I. Identifikasi Diagnosa Masalah
DX : GiiP10001, usia kehamilan 30-31 minggu, tunggal, hidup, , letak kepala, intrauterine, keadaan jalan lahir normal, keadaan ibu dan bayi baik.
DS : - Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang ke dua dan belum pernah mengalami keguguran
- HPHT: 17 November 2009
- Ibu merasa usia kehamilannya 8 bulan
DO : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
GC5 : 4 5 6
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan sebelum: 52,5 kg Berat Badan Sekarang : 65,5 kg
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,50C
Pernapasan : 20 x/menit
Lila : 27 cm
Leopold I :TFU berada dipertengahan pusat dan processus xipoideus
Bagian fundus teraba lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II :Bagian kanan ibu teraba keras seperti papan yaitu punggung, dan teraba bagian terkecil datar di bagian kiri (kaki)
Leopold III :Bagian terendah janin teraba, keras, melenting (kepala), masih bisa digoyangkan.
Leopold IV :konvergen

• Masalah
Bengkak pada kaki, dan nyeri pinggang
DS : Ibu mengatakan bengkak pada kaki selama 3 hari dan juga merasakan nyeri pinggang.
DO : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5 C
Bengkak pada metakarpal
Ekspresi wajah ibu menyeringai

II. Antisipasi Masalah Potensial
-
III. Identifikasi Kebutuhan Segera
-
IV. Intervensi
DX : GiiP10001, usia kehamilan 30-31 minggu, tunggal, hidup, letak kepala, intrauterine, keadaan jalan lahir normal, keadaan ibu dan bayi baik.
Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan 1x24 jam diharapkan kaki tidak oedema lagi dan nyeri pada punggung berkurang
K.H : - Kaki tidak oedema lagi
- Nyeri pada punggung berkurang
1. Bina hubungan baik dengan klien
Rasional : Klien merasa nyaman sehingga bersikap kooperatif dengan petugas kesehatan
2. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
Rasional : klien mengetahui kondisi diri dan janinnya sehingga tidak cemas lagi
3. Jelaskan tanda – tanda bahaya dalam kehamilan
Rasional : Ibu bisa mendeteksi dan bisa segera mengambil keputusan untuk mencegah terjadinya penyulit pada kehamilan trimester III sampai dengan persalinan.
4. Bantu ibu dan keluarga untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan darurat.
Rasional : Kerjasama dengan ibu dan keluarga untuk mengidentifikasi kebutuhan yang harus dipersiapkan untuk menyambut kelahiran bayi dan kemungkinan keadaan darurat.
5. Berikan HE tentang Personal Hygiene, kebutuhan gizi, istirahat yang cukup
Rasional : untuk meningkatkan pengetahuan ibu sehingga kesejahteraan ibu dan janin tercapai
6. Anjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan payudara
Rasional : agar ASI dapat keluar dengan lancar untuk memenuhi kebutuhan bayi
7. Jelaskan pada ibu bahwa nyeri pinggang pada wanita hamil tua adalah fisiologis
Rasional : mengurangi kecemasan ibu dan ibu mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut
8. Berikan tablet Fe dan jelaskan cara mengkonsumsi serta efek sampingnya
Rasional : Tablet Fe mampu mencegah terjadinya anemia
9. Anjurkan untuk kontrol 2 minggu lagi
Rasional :







Masalah : Bengkak pada kaki, dan nyeri pinggang
Tujuan : Dengan dilakukan asuhan kebidanan selama 24 jam masalah dapat
teratasi .
KH : k/u : baik
Pada kaki tidak ada odema
Tidak ada nyeri pinggang
Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk melakukan olahraga cukup dan sebisa mungkin tidak bersikap statis/ berdiam diri dalam posisi yang sama berlama-lama.
Rasional : aliran darah vena lancar.
2. Anjurkan pada ibu Bila sedang berbaring, letakkan kaki di atas tumpukan bantal kecil. Sebaiknya tidak berbaring pada satu posisi.
Rasional : Berbaring pada posisi yang berlainan dapat mengurangi tekanan pada pembuluh-pembuluh darah.
3. Anjurkan ibu untuk menghindari berdiri atau duduk terlalu lama. Usahakan memperbanyak gerak.
Rsasional : agar sirkulasi darah lancar. Latihan yang baik adalah jalan kaki dan senam secara teratur.
4. Anjurkan pada ibu untuk miring kiri saat disela-sela tidur dan istirahat.
Rasional: supaya aliran darah vena lancar.
5. Istirahat teratur. Luangkan waktu sekitar 15 menit untuk mengistirahatkan seluruh anggota tubuh.
Rasional : melancarkan peredaran darah.
6. Anjurkan ibu untuk memperhatikan asupan makanan Sebaiknya mengurangi konsumsi garam secara berlebihan.
Rasional : karena dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi. Jika wanita hamil terkena tekanan darah tinggi, maka otomatis kaki akan bengkak
7. Jelaskan pada ibu bahwa nyeri pinggang pada wanita hamil tua adalah fisiologis
Rasional : mengurangi kecemasan ibu dan ibu mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut.
8. Ajarkan pada ibu upaya untuk mengurangi nyeri pinggang.

V. Implementasi
Tanggal : 19 Juni 2010
Jam : 10.00 WIB
DX : GIIP10001, tunggal, hidup, usia kehamilan 30-31 minggu, letak kepala, intrauterine, keadaan jalan lahir normal, keadaan ibu dan bayi baik.
Intervensi :
10.00 WIB Membina hubungan baik dengan klien
10.20 WIB Mengobservasi TTV
TD : 110/80 mmHG
N : 80x/menit
RR :20x/menit
S : 36.5 C
10.35 WIB Menjelaskan hasil pemeriksaan
1045 WIB Menjelaskan tanda-tanda bahaya dalam persalinan :
a. Perdarahan dari alat kemaluan ibu
b. Pandangan mata kabur
c. Sakit kepala yang hebat dan menetap
d. Nyeri perut yang hebat
e. Bengkak pada wajah dan tangan
f. Gerak janin yang melemah
11.10 WIB Membantu ibu dan keluarga untuk mempersiapkan kelahiran serta kemungkinan keadaan darurat.
11.25 WIB Memberikan HE kebutuhan gizi dan istirahat yang cukup
Gizi :Kebutuhan gizi pada ibu hamil sangat dibutuhkan karena untuk mencukupi kebutuhan nutrisi janin dan ibu sendiri. Menu makanan yang cocok adalah makanan meu seimbang yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, buah dan jika ada di lengkapi dengan susu.
- Istirahat :
Tidur malam minima 8 jam dan tidur siang kurang lebih 2 jam.
Apabila ibu telalu capek usahakan untuk, istirahat sejenak.
11.40 WIB Menganjurkan dan mengajarkan pada ibu cara melakukan perawatan payudara
 Kompres putting susu dan sekitarnya dengan menempelkan kapas yang dibasahi minyak kelapa selama 3 menit.
 Setelah tiga menit, angkat dan bersihkan dngan waslap yang telah di basahi air hangat.
12.00 WIB Memberikan tablet Fe dan menjelaskan cara mengkonsumsi serta efek sampingnya.
Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari segera mungkin setelah rasa mual hilang. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama dengan teh atau kopi, karena akan menggangu penyerapan.

Masalah
Bengkak pada kaki, dan nyeri pinggang
Intervensi :

12.15 WIB Menganjurkan ibu untuk melakukan olahraga cukup dan sebisa mungkin tidak bersikap statis/ berdiam diri dalam posisi yang sama berlama-lama
12.30 WIB menganjurkan pada ibu Bila sedang berbaring, letakkan kaki di atas tumpukan bantal kecil. Sebaiknya tidak berbaring pada satu posisi.
12.45 WIB Menganjurkan ibu untuk menghindari berdiri atau duduk terlalu lama. Usahakan memperbanyak gerak, agar sirkulasi darah lancar. Latihan yang baik adalah jalan kaki dan senam secara teratur.

12.55 WIB menganjurkan pada ibu untuk miring kiri saat disela-sela tidur dan istirahat.
13.10 WIB Menganjurka ibu untuk Istirahat teratur. meluangkan waktu sekitar 15 menit untuk mengistirahatkan seluruh anggota tubuh.
13.25 WIB Menganjurkan ibu untuk memperhatikan asupan makanan Sebaiknya mengurangi konsumsi garam secara berlebihan.
13.40 WIB Menjelaskan pada ibu bahwa nyeri pinggang pada wanita hamil tua adalah fisiologis
14.05 WIB Mengajarkan pada ibu upaya untuk mengurangi nyeri pinggang
 Tidak memakai sandal atau sepatu hak tinggi
 Kompres dengan air hangat pada punggung bila nyeri timbul atau mandi dengan air hangat
 Memijat atau mengurut pinggang bila nyeri pinggang timbul
VI. Evaluasi
Tanggal :19 Juni 2010
Jam : 17..30 WIB
S : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang informasi dan penjelasan dari petugas kesehtan, ditandai dengan ibu dapat menjelaskan kembali sebagian dari informasi tersebut
O : Tekanan darah : 120/80mmHg TFU : setengah pusat-processus xipoideus
Nadi : 80x/menit TBJ : 1500 gram
Suhu : 36,5 0C DJJ : 12 – 11- 11 = 136x/menit
Pernapasan : 20 x/menit HIS : (-)
A : GIIP10001 tunggal, hidup, usia kehamilan 30-31 minggu, letak kepala intrauterin, keadaan jalan lahir normal. Keadaan ibu dan bayi baik
P : 1. Anjurkan pada ibu untuk minum obat secara teratur
2. Anjurkan ibu untuk segera ke RS bila menemui tanda bahaya
3. Jadwalkan kunjungan ulang 2 minggu lagi



Masalah : Odema pada kaki dan nyeri pinggang.

S : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang informasi dan penjelasan dari petugas kesehatan, ditandai dengan ibu dapat menjelaskan kembali sebagian dari informasi.tersebut.
O : Tekanan darah : 120/80mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5 0C
Pernapasan : 20 x/menit
Ekspresi wajah tidak menyeringai
A : Masalah teratasi senagian
P : Anjurkan pada ibu untuk melakukan olahraga yang cukup.
Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang teratur.
Anjurkan ibu untuk mengurangi mengkonsumsi garam.
Anjurkan pada ibu untuk tidak menggunakan sepatu hak tinggi dan sebaiknya menggunakan sepatu trepes.

ruang lingkup standar pelayanan kebidanan

A. Standar Pelayanan Umum


1. Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
Pernyataan standar :
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat tentang kehamilan, kesenatan umum, gizi, KB, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.
Penerapan di BPS Boinah:
a. Penyuluhan dan nasehat pada perorangan, keluarga dan masyarakat tentang kehamilan, kesehatan umum, gizi, dan KB secara jelas dan menggunakan alat bantu.
b. Melaksanakan kunjungan secara teratur ke posyandu.
c. Menghormati adat istiadat setempat, kebiasaan masyarakat atau mitos yang membahayakan kesehatan, perlu diberi pengarahan.


2. Standar 2 : Pencatatan dan pelaporan
Pernyataan standar :
Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya yaitu registrasi, ibu hamil diwilayah kerja, rincian pelayanan yang diberikan, kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu dan BBL. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan pelayanannya.
Penerapan di BPS Boinah:
a. Mencatat semua pelayanan yang diberikan kepada pasien
b. Ibu diberi kartu rekam medis dan buku panduan KIA
c. Pencatatan kelahiran dan surat keterangan lahir serta satu copy lembar partograf

B. Standar Pelayanan Antenatal

1. Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
Pernyataan standar :
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
Penerapan di BPS Boinah:
a. Mengidentifikasi ibu hamil
b. Mendata ibu hamil dan memberi motivasi
c. Pemeriksaan kehamilan sejak dini
d. Melakukan komunikasi 2 arah dalam konseling untuk membahas pentingnya kesehatan dalam kehamilan
e. Menekankan tujuan pemeriksaan kehamilan untuk memperoleh ibu dan bayi yang sehat pada akhir kehamilan
f. Meningkatkan penggunaan catatan rekam medis dan buku panduan KIA

2. Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Pernyataan standar :
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal, meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin untuk menilai apakah perkembanganya normal, mengenal kehamilan risti atau kelainan, khususnya anemi, hipertensi, kurang gizi, PMS / infeksi HIV, pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan, serta tugas lain dari puskesmas. Mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan dan mampu mengambil tindakan bila ditemukan kelainan.
Penerapan di BPS Boinah:
a. Memeriksa urin, BB dan tekanan darah pasien
b. Penyuluhan tentang gizi
c. Mengukur tinggi fundus uteri dalam cm
d. Mendeteksi denyut jantung janin
e. Mendengarkan keluhan pasien dan memberikan nasehat
f. Merujuk pasien untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut apabila ditemukan kelainan / patologi

3. Standar 5 : Palpasi abdominal
Pernyataan standar :
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, memeriksa posisi, bagian terendah janin, masuknya kepala janin ke rongga panggul, mencari kelainan dan melakukan rujukan tepat waktu.
Penerapan di BPS Boinah:
a. Memeriksa posisi dan letak kepala janin dalam rongga panggul apakah sudah masuk panggul atau belum
b. Melakukan palpasi untuk memeriksa letak janin setelah kehamilan berumur 36 minggu

4. Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan
Pernyataan standar :
Melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/ atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penerapan di BPS Boinah:
a. Memeriksa kadar HB dalam darah, apabila dibawah 8 gr% merupakan anemia berat dan perlu dirujuk
b. Memberi tablet zat besi apabila HB kurang dari 11 gr%
c. Memberi pengarahan untuk memakan makanan bergizi dan mengandung zat besi
d. Memberi motivasi kepada ibu hamil supaya selalu menjaga kehamilanya
e. Menyarankan pada ibu hamil supaya meminum tablet zat besi 4-6 bulan setelah persalinan.

5. Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Pernyataan standar :
Menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenal tanda serta gejala preeklamsi lainya serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Penerapan di BPS Boinah:
a. Memeriksa dan mencatat tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan kehamilan
b. Apabila ditemukan adanya hipertensi ringan (diatas 140/90 mmHg sebelum 20 minggu), bidan memberikan pengarahan tentang makanan yang perlu dikonsumsi, misalnya untuk menghindari mengkonsumsi daging (hewan berkaki empat), tidak meminum kopi.


6. Standar 8 : Persiapan persalinan
Pernyataan standar :
Memberikan sarana yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ke 3, memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya bila tiba-tiba terjadi kegawat daruratan. Hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
Penerapan di BPS Boinah:
a. Mengadakan pertemuan dengan suami atau keluarga untuk membahas tempat persalinan, hal- hal yang perlu diketahui dan dipersiapkan
b. Memberi informasi kepada ibu hamil trimester 3 untuk mengetahui syarat-syarat akan melahirkan, metode pertolongan dan pengenalan tanda bahaya
c. Menyediakan obat dan perlengkapan yang tepat saat persalinan
d. Mempersiapkan transportasi sebagai persiapan untuk rujukan (persetujuan biaya transportasi kepada keluarga )


C. Standar Pertolongan Persalinan

1. Standar 9 : Asuhan persalinan kala 1
Pernyataan standar :
Menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan klien selama proses persalinan berlangsung.
Penerapan di BPS Boinah:
a. Mengijinkan pasien memilih orang untuk mendampingi selama persalinan
b. Melakukan pemeriksaan fisik lengkap seperti: tekanan darah, denyut jantung janin, dan memeriksa ketuban sudah pecah atau belum.
c. Mencatat semua hasil pemeriksaan pada fase persalinan dan catatan kemajuan persalinan (partograf) sampai fase aktif.
d. Memantau dan mencatat denyut jantung janin selama persalinan apabila ada tanda-tanda gawat janin segera dirujuk.
e. Memberi dukungan moril dan perlakuan yang baik
f. Memberitahukan kemajuan proses persalinan
g. Melakukan pertolongan dengan bersih dan aman

2. Standar 10 : Persalinan kala II yang aman
Pernyataan standar :
Melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.
Penerapan di BPS Boinah :
a. Membantu ibu mengambil posisi yang paling nyaman
b. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kepala bayi sudah kelihatan.
c. Mendengarkan DJJ setiap 5 menit, jika tidak normal percepatan persalinan dapat dilakukan dengan episiotomi
d. Membantu kepala bayi lahir perlahan, mengusap mulut dan hidung bayi dengan kasa bersih, membiarkan kepala bayi memutar dan membantu persalinan dengan cara tepat
e. Memeriksa keadaan bayi setelah lahir dan meletakannya diperut ibu
f. Menghisap lender pada jalan nafas janin jika diperlukan

3. Standar 11 : Penatalaksanaan aktif persalinan kala III
Pernyataan standar :
Melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
Penerapan di BPS Boinah :
a. Melakukan pemotongan tali pusat dengan cara mengeklem di dua tempat
b. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan ganda
c. Meminta ibu untuk meneran sambil menegangkan tali pusat supaya plasenta keluar, jika belum dapat keluar dalam waktu 30menit persiapkan untuk merujuk
d. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
e. Memeriksa data-data vital ibu

4. Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi
Pernyataan standar :
Mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama dan segera melakukan episiotomy dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.
Penerapan di BPS Boinah:
a. Memeriksa perineum untuk menentukan tingkat luka
b. Melakukan episiotomi dengan aman, penjahitan perineum secara berlapis mulai dari vagina ke arah perineum
c. Memastikan bahwa tidak ada kasa yang tertinggal